Ratus Vagina Rp.30.000


“Jangan lupa ratus vagina, ya. Biar malam pertamamu dahsyat.…” Mungkin Anda pernah mendapat ‘wasiat’ seperti itu –yang biasanya disampaikan dengan sorot mata nakal– saat Anda sedang ribet mengurus pernikahan.



Anda yang sudah lama berstatus istri pun tentunya tak asing lagi dengan istilah ratus vagina. Apalagi, belakangan ini, perawatan tradisional untuk organ pribadi ala putri keraton Jawa ini sedang diminati, karena dipercaya membuat hubungan suami-istri tetap panas. Namun, di sisi lain, juga muncul kontroversi, terutama bila dikaitkan dari sisi kesehatan organ intim wanita. Nah, daripada bingung, lebih baik kita tanya langsung pada pakarnya.

AGAR KESET
Untuk urusan tempat tidur, masyarakat kita sejak dulu memang terkenal kreatif. Tak hanya canggih dalam posisi dan filosofi bercinta, seperti yang tercantum dalam kitab sastra Jawa kuno, Serat Centhini. Masyarakat juga mengenal berbagai ramuan tradisional serta berbagai mitos, yang bila diikuti, dipercaya akan membuat tempat tidur bergoyang makin hot.

Uniknya lagi, dalam urusan seksual, baik pria maupun wanita punya kedudukan setara. Mereka sama-sama punya rahasia tempat tidur yang bikin pasangannya nagih. Bila pria punya segudang mitos agar juniornya selalu siap tempur, wanita juga punya segudang resep turun-temurun agar organ intimnya selalu wangi dan keset

Dalam hal perawatan kebersihannya, misalnya, sejak dulu air rebusan daun sirih dipercaya mengandung antiseptik alami sekaligus aman untuk membersihkan vagina. Sementara, wanita Madura terkenal dengan ramuan tongkatnya yang andal. Ada juga mitos yang mengharamkan mengonsumsi nanas, karena bisa bikin vagina ‘banjir’. Pokoknya, vagina yang keset atau seret (setengah kering dan setengah basah) dianggap yang paling oke. Pasalnya, kondisi ini dipercaya memiliki ‘remasan’ yang memabukkan.

Setelah sekian lama terabaikan karena dianggap tidak praktis, kini –di saat masyarakat keranjingan segala sesuatu yang holistik-- ratus vagina kembali populer. Bahkan, perawatan ini termasuk wajib hukumnya di spa-spa kota besar, seperti di Jakarta dan Bali. Istilahnya pun keren-keren, antara lain vagina spa, V spa, atau feminine spa.

“Ratus vagina adalah perawatan daerah vagina melalui teknik penguapan dengan menggunakan herba tertentu. Efeknya untuk memberikan kesegaran sekaligus untuk menyenangkan pasangan,” kata Tri Fitra Andriyani, dari Air Cantee Spa. Menurut Tri, uap ratus bisa membantu mengeluarkan lendir yang berlebihan dari vagina, serta menghilangkan gata-gatal yang timbul akibat kondi-sinya yang lembap, baik karena iklim tropis maupun underwear yang tidak menyerap keringat.

Sebagai perawatan tradisional, bahan yang dipakai untuk meratus tentunya bahan-bahan alami, terutama herba lokal, misalnya kunyit, kayu manis, cengkih, atau daun sirih. “Agar beda dengan yang lain, kami juga memakai herba impor, seperti rosemary, sage, thyme, dan marjoram,” jelas Tri.

Ia menambahkan, herba yang biasa digunakan sebagai bumbu masak masakan Mediterania dan Italia –juga biasa dipakai sebagai campuran minuman– ini ternyata dipercaya berkhasiat untuk memanjakan vagina. “Selain mengandung zat-zat antiseptik, aroma bahan-bahan ini juga menenangkan pikiran sehingga membantu proses relaksasi.”

Tidak itu saja, ratus juga kaya manfaat. Antara lain menstimulasi peredaran darah, mengatasi sindrom pramenstruasi, menghilangkan rasa nyeri dan kelelahan otot, serta menghangatkan vagina. Sehingga, vagina yang letih kembali fresh dan siap beraksi. “Meski begitu, ratus tidak dapat menyembuhkan infeksi atau keputihan, melainkan hanya mencegah. Makanya, kami tidak melakukan ratus pada wanita yang menderita keputihan,” ujar Tri.

Berbeda dari gurah vagina yang dilakukan dengan memasukkan berbagai rempah ke dalam vagina, inti perawatan ratus adalah penguapan. Semua bahan herba tersebut direbus sampai mendidih di dalam wadah tembikar (bahan yang mampu menahan air rebusan tetap panas lebih lama).

Anda kemudian dipersilakan duduk dengan kaki merenggang di kursi kayu yang berlubang di tengahnya. Wadah tembikar rebusan herba itu lalu ditaruh tepat di bawah lubang kursi sehingga uap tepat mengenai sasaran. Penguapan yang diberikan sekitar 30 menit inilah yang akan membuat otot-otot sekitar vagina yang tegang akan kembali lentur.

AMANKAH BAGI KESEHATAN VAGINA?
Diakui atau tidak, beragam mitos tentang perawatan vagina tetap hidup sampai sekarang, karena wanita umumnya peduli pada kesehatan, keindahan, dan kewangian vaginanya. Di sisi lain, muncul juga keraguan akan keamanan ratus. Apalagi bila dikaitkan dengan kesehatan vagina. Ada anggapan, ratus akan membuat keasaman vagina terganggu. Bukannya menjadi sehat, vagina justru rentan infeksi. Benarkah demikian?
Ginekolog dari RS Permata Cibubur, Jakarta, dr. Dwiana Ocviyanti Sp.OG, yang juga pengasuh rubrik Seks & Ginekologi di femina, mencoba mengupasnya sampai tuntas.

Apakah ratus aman untuk kesehatan vagina?
Untuk menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu kita harus tahu anatomi vagina. Bentuk liang vagina seperti pipa yang bolong di tengah. Tetapi, dalam keadaan ‘tidak dipakai’, dinding vagina akan saling menempel erat sehingga bentuknya gepeng. Bentuk seperti ini tidak memungkinkan ada benda atau zat-zat dari luar yang bisa masuk dan menembus liang vagina. Dengan alasan ini, uap ratus tidak akan bisa masuk ke liang vagina, dan otomatis tidak akan mengganggu kesehatan vagina.

Benarkah ratus bisa mengurangi infeksi?
Secara langsung, ratus tentu saja tidak mengurangi infeksi. Tetapi, secara tidak langsung, uap hangat yang membuat pembuluh darah melebar dan alirannya makin lancar itu memungkinkan jumlah sel darah putih yang bertugas untuk melawan infeksi juga akan makin banyak. Makanya, bila ada kuman yang masuk, mekanisme pertahanan diri jadi lebih baik.

Benarkah ratus memengaruhi keasaman vagina?
Kondisi di dalam vagina memang asam (pada kisaran 3,5-5). De-ngan kadar keasaman ini, di dalam vagina tumbuh flora (mikroba) normal yang hanya cocok tumbuh pada kondisi ini. Jamur, misalnya, tidak akan bisa tumbuh bila kondisi keasaman vagina tetap terjaga. Tetapi, dengan anatomi vagina dan fakta bahwa uap ratus tidak akan bisa masuk ke liang vagina, maka ratus vagina tidak akan mengganggu keasaman vagina.

Benarkah ratus membuat vagina keset?
Secara alami, vagina memiliki kelenjar bartholin yang terletak di dinding liang vagina yang bertugas memproduksi cairan. Fungsi cairan ini untuk membersihkan sekaligus menghanyutkan benda-benda asing (yang bisa membahayakan kesehatan vagina) ke luar.

Pada saat terangsang dan berhubungan seksual, vagina akan memproduksi lebih banyak cairan, yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak teriritasi oleh gesekan penis. Tetapi, karena anatomi vagina yang gepeng saat tidak terpakai, ratus tidak akan mengganggu fungsi vagina dalam memproduksi cairan. Apalagi, meski bahan herba itu mengandung berbagai zat, uap yang diperoleh dari rebusannya tidak mengandung zat-zat tersebut.

Benarkah ratus bisa melemaskan otot vagina yang kaku?
Ya. Uap ratus yang hangat akan membuat otot vagina dan daerah sekitarnya menghangat. Kehangatan itu membuat pembuluh darah yang ada di sana melebar sehingga aliran darah menjadi lancar. Hal inilah yang membuat otot-otot vagina lebih relaks. Efek ini sebetulnya mirip dengan mandi air hangat saat kita sedang capek. Aliran darah yang lancar akan membuat tubuh jadi segar dan nyaman.

Bolehkah melakukan ratus vagina pada masa nifas?
Boleh saja, karena ratus bisa membantu melenturkan otot vagina yang kaku. Tetapi, pastikan Anda sudah tidak mengalami perdarahan. Karena, bila masih perdarahan, maka pembuluh darah yang melebar akibat penguapan bisa membuat perdarahan makin hebat. Jika memang ingin melakukannya, tunggulah hingga minimal 2 minggu pascapersalinan. Lebih baik lagi bila Anda menunggu hingga masa nifas berakhir.

Benarkah wanita yang masih perawan tidak boleh melakukan ratus vagina?
Secara medis, tak ada alasan yang melarang wanita yang belum pernah berhubungan seksual untuk melakukan ratus vagina. Karena ratus bersifat penguapan, dan tidak memasukkan sesuatu ke dalam vagina.

Bagaimana cara terbaik merawat vagina?
Yang pasti, jangan sekali-kali memasukkan pembersih apa pun ke dalam vagina, karena bisa mengganggu kesehatannya. Anda cukup membasuh vagina dengan air bersih, karena vagina punya mekanisme pembersihan alami. Tetapi, untuk vagina bagian luar (vulva), Anda boleh membersihkan dengan sabun. Karena, pada vulva biasanya terdapat banyak lemak yang tidak bisa bersih hanya dengan air.